Sabtu, 07 Mei 2016

MAKALAH ANALISIS SOSIOLOGI PENGARANG "PRAMOEDYA ANANTA TOER"

Bagi para pelajar yang sedang menjalani pendidikan. Para Siswa atau Mahasiswa, apalagi siswa atau Mahasiswa yang mengambil jurusan bahasa atau bahasa dan sastra indonesia tidak asing lagi dalam menganalisi atau mengkaji sebuah unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam suatu cerita. Cerita dalam Novel ataupun Cerpen dan lain sebagainya. Dijenjang perkuliahan pada Prodi bahasa dan sastra Indonesia, Analisis ini bisa merupakan hal yang mencolok dari prodi bahasa dan Sastra Indonesia itu sendiri. Analisis sosiologi pengarang juga termasuk dalam unsur ekstrinsik atau unsur luar dari sebuah cerita atau lebih ditekankan pada pengarang atau sastrawan itu sendiri, ada apa dan apa saja yang ada di balik cerita itu oleh pengarang?. Analisis ini sering dibuat dalam bentuk Makalah dengan berbagai persoalan yang kaji dari berbagai referensi yang kita dapatkan tentang seorang Sastrawan atau pengarang yang kita kaji seluk beluk kehidupannya dalam pembutan karya sastra. Setelah saya mendapatkan informasi sala satu pengarang yaitu " PRAMOEDYA ANANTA TOER" melalui buku, internet, dan Biografinya, saya dapat menganalisi mengenai beliau yang disusun dalam bentuk makalah "Sosiologi Pengarang" !


 TUGAS MAKALAH
SOSIOLOGI PENGARANG

logo ikipmu.jpg

                                                    DISUSUN OLEH:

NAMA                       :MUHAMMAD.SYAHRIL A. NURAWI

NIM                       : (2014.02.03.015)
                                           
SEMESTER              : IV (EMPAT)
PROGRAM STUDI  : PBSI
FAKULTAS              : PISHUM





INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH MAUMERE
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,  yang senantiasa selalu melimpahkan Rahmat dan  Hidayah Nya  sehingga  kami dapat melaksanakan dan menyelesaikan hasil  tugas makalah yang berjudul SOSIOLOGI PENGARANG. Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kulia SOSIOLOGI SASTRA. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca memberikan Kritik dan Saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini dapat  diambil hikmah dan manfaat sehingga dapat membuka wawasan dan menambah ilmu pengetahuan untuk kita semua. 



                                                                                                Maumere, 01 November 2015
                                                                       
                         
                                                                        Penulis
                                                                                 MUHAMMAD SYAHRIL APRIANTO NURAWI






ii
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. iii
BAB I.              PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1.       Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2.       Rumusan masalah ....................................................................1
1.3.       Tujuan Penulisan ................................................................ ......2
1.4.       Manfaat Penulisan .................................................................... 2
BAB II.           PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1.       Pengertian sosiologi pengarang ............................................... 3
2.2.       Wilayah kajian sosiologi pengarang ........................................ 3
2.3.       Sosiologi pengarang PRAMOEDYA ANANTA TOER..........7
BAB III.        PENUTUP .............................................................................. 13
3.1.       Kesimpulan .............................................................................. 13
3.2.       Saran.......................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................15









iii
BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Seorang pengarang memiliki krakteristik yang berbeda dalam membuat hasil karyanya. Latar belakang penulis adalah faktor-faktor dari dalam pengarang itu sendiri yang mempengaruhi atau motivasi penulis dalam menulis sebuah karya yang diciptakan. Untuk melihat latar belakang pengarang biasanya kita dapat melihat di belakang dari hasil karya . riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi  secara keseluruan.  Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang karyanya yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis dalam karya. Dan pada kesempatan ini kami akan membahas tentang latar belakang kehidupan seorang pengarang yaitu PRAMOEDYA ANANTA TOER. Salah satu novelis yang terkenal berbagai karya-karyanya di indonesia.

1.2. Rumusan Masalah
a.       Apa yang dimaksud dengan sosiologi pengarang ?
b.      Apa saja wilayah kajian sosiologi pengarang ?
c.       Bagaimana sosiologi pengarang, dari pengarang PRAMOEDYA ANANTA TOER ?


1
1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan utama penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:
1.    Untuk memahami pengertian Sosiologi Pengarang
2.  Untuk  mengetahui wilayah kajian Sosiologi pengarang
3.    Untuk mengetahui sosiologi pengarang dari pengarang PRAMOEDYA ANANTA TOER


1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan makalah ini ialah sebagai berikut:

1.  Kita dapat mengetahui sesungguhnya pengertian dari Sosiologi Pengarang
2.    Kita dapat mengetahui wilayah kajian sosiologi pengarang

3.  Kita dapat mengetahui sosiologi pengarang dari pengarang      PRAMOEDYA ANANTA TOER








2
BAB II
PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Sosiologi Pengarang

Sosiologi pengarang dapat dimaknai sebagai sala satu kajian sosiologi sastra yang meemfokuskan perhatian pada pengarang sebagai pencipta karya sastra. Dalam sosiologi pengarang, pengarang sebagai pencipta karya sastra dianggap merupakan makhluk sosial yang keberadaannya terikat oleh status sosialnya dalam masyarakat, ideologi yang dianutnya, posisinya dalam masyarakat, juga hubungannya dengan pembaca. Campur tangan penulis sangat menentukan dan realitas yang digambarkan dalam karya sastra ditentukan oleh pikirannya.
 Realitas yang digambarkan dalam karya sastra sering kali bukanlah realitas semata atau apa adanya, tetapi realitas seperti yang diedialkan pengarang bahwa dicampuradukkan  antara imajinasi dengan realitas. Oleh karena itu,pemahaman terhadap karya sastra melalui sosiologi pengarang membutuhkan data dan interpretasi sejumlah hal yang berhubungan dengan pengarang.
.
2.2. Wilayah kajian sosiologi pengarang

Terdapat  7 wilayah kajian sosiologi pengarang, diantaranya :
1. Status sosial pengarang
Status sosial sering kali disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok masyarakatnya. Status dengan status sosial sering diartikan sendiri-sendiri. Status diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Status sosial adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisenya dan hak-hak serta kewajibannya.

3
2. Ideologi Sosial Pengarang
Ideologi memiliki pengertian sebagai himpunan dari nilai, ide, norma, kepercayaan, dan keyakinan yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang yang menjadi dasar dalam menentukan sikap terhadap kejadian atau problem yang mereka hadapi. Dalam kaitannya dengan kajian sastra, pengertian ideologi ini seringkali disamakan dengan pandangan dunia (wold vieuw) yaitu kompleks yang menyeluruh dari gagasan-gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-perasaan yang menghubungkan secara bersama-sama anggota suatu kelompok sosial tertentu dan mempertentangkannya dengan kelompok sosial lainya (Goldmann, 1977:17). Karena ideologi ini dimiliki oleh suatu kelompok sosial, maka sering disebut juga sebagai ideologi sosial.
Dalam pandangan sosiologi pengarang, ideologi sosial yang dianut seorang pengarang akan mempengaruhi bagaimana dia memahami dan mengevaluasi masalah sosial yang terjadi di sekitarnya.

 
    3. Latar Belakang Sosial Budaya
Latar belakang sosial budaya pengarang adalah masyarakat dan kondisi sosial budaya dari mana pengarang dilahirkan, tinggal, dan berkarya. Latar belakang tersebut, secara langsung maupun tidak langsung akan memiliki hubungan dengan karya sastra yang dihasilkannya. Sebagai manusia dan makhuk sosial, pengarang akan dibentuk oleh masyarakatnya. Dia akan belajar dari apa yang ada di sekitarnya. Hubungan antara sastrawan, latar belakang sosial budaya, dan karya sastra yang ditulisnya.

     4. Posisi Sosial Sastrawan dalam Masyarakat
Posisi sosial sastrawan berkaitan dengan kedudukan dan peran sosial seorang sastrawan dalam masyarakat. Di samping sebagai sastrawan, bagaimanakah kedudukan sosial dan perannya dalam masyarakat? Apakah seorang sastrawan itu, orang yang memiliki kedudukan dan peran sosial cukup penting?

4
Beberapa contoh dalam sastra Indonesia, dapat ditemukan seorang sastrawan yang mimiliki kedudukan dan peran sosial yang penting.

     5. Masyarakat Pembaca yang Dituju
Sebagai anggota masyarakat, dalam menulis karya sastranya sastrawan tidak dapat mengabaikan masyarakat pembaca yang dituju. Agar karyanya dapat diterima masyarakat, maka sastrawan harus mempertimbangkan isi dan bahasa yang dipakai. Memang dalam berkarya sastrawan tidak tergantung sepenuhnya atau menuruti secara pasif selera pelindung (patron) atau publiknya, tetapi ada kemngkinan justru sastrawanlah yang menciptakan publiknya (Wellek dan Warren, 1994). Sering kali, bahkan seorang pengarang telah menentukan siapakah calon pembaca yang dituju. Dalam hubungannya dengan masyarakat, Wellek dan Warren (1994) juga menjelaskan bahwa sastrawan dipengaruhi dan mempengaruhi masyarakatnya. Seni (sastra) dalam hal ini tidak hanya meniru kehidupan, tetapi juga membentuknya. Pemberian nama anak dalam masyarakat Jawa, misalnya banyak mengambil inspirasi dari nama tokoh-tokoh wayang atau dongeng, seperti Yudhistira, Bima, Harjuna, Sadewa, Nakula, Larasati, Shakuntala, Kresna, Panji, Candrakirana menunjukkan adanya pengaruh sastra bagi kegidupan nyata.

   
6. Mata Pencaharian Pengarang
Tidak semua sastrawan bermata pencaharian dari aktivitas menulis semata-mata. Dalam hubungannya dengan hal ini, Watt (via Damono, 1979:3) mengemukakan bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya? Apakah dia mendapatkannya dari pengayom (patron), atau dari masyarakat secara langsung, atau dari kerja rangkap?
Sebagai orang yang memiliki pekerjaan rangkap, maka sudah pasti mereka mendapatkan penghasilan bukan semata-mata dari profesinya sebagai sastrawan.

5
Bahkan boleh jadi, penghasilan utamanya bukanlah dari profesinya sebagai sastrawan, tetapi dari pekerjaan lainnya.
   
     7. Profesionalisme dalam kepengarangan
     Pekerjaan rangkap bagi seorang sastrawan menyebabkan masalah profesionalisme dalam kepengarangan. Sejauh mana seorang sastrawan menganggap pekerjaannya sebagai suatu profesi. Apakah dia menganggap pekerjaannya sebagai sastrawan sebagai profesinya utamanya, ataukah sebagai profesi sambilan. Dalam hal ini perlu dilakukan kajian secara empiris terhadap sejumlah sastrawan Indonesia. Di samping itu, pekerjaan rangkap yang dipilih seorang sastrawan juga memiliki pengaruh terhadap karya sastra yang diciptakannya, seperti sudah diuraikan dalam masalah status dan kedudukan pengarang dalam masyarakat.
      wilayah kajian sosiologi pengarang cukup luas, maka untuk menerapkan kajian sosiologi pengarang, diawali menentukan masalah yang akan dikaji, salah satu masalah (misalnya status sosial) atau beberapa masalah sekaligus (ideologi sosial, latar belakang sosial budaya, dan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat). Tentukan pula, siapa pengarang yang akan dikaji . Setelah itu, kumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dipilih.
Data primer maupun sekunder dapat dikumpulkan untuk kajian sosiologi pengarang. Untuk pengarang yang masih hidup dan mungkin terjangkau, data primer dapat diperoleh. Namun, untuk pengarang yang sudah menginggal, atau dari masa lampau, data tersebut tidak dapat diperoleh, sehingga cukup data sekunder. Analisis data yang telah dikumpulkan. Interpretasikan keterkaitan antara data mengenai pengarang dengan karya sastranya.




6

2.3.  Sosiologi pengarang, dari pengarang Pramoedya Ananta Toer
Seperti yang sudah dijelaskan diatas mengenai sosiologi pengarang, yang dimana di dalam sosiologi pengarang mengkaji mengenai wilayah-wilayah kajian seorang pengarang. Di sini kami mencamtukan wilayah kajian atau unsur Ekstrinsik dari sala satu pengarang yaitu PRAMOEDYA ANANTA TOER , diantaranya :
1. Status sosial
Semua orang pasti memiliki status sosial dalam lingkungannya atau dimana dia beraktifitas. Yang kami kaji kali ini adalah status sosial dari seorang pengarang Indonesia “Pramoedya Ananta Toer” beliau di kenal dengan sosok yang sangat peka dalam lingkungan sekitarnya , yang dimana banyak sekali pembantaian, kekerasan , dan ketidakadilan yang dilihat dan dialami secara langsung, maka dari itu Pram sangat berani melawan, meminta keadilan,dan mengkritikan , serta memberi saran yang menurut dia pantas di sampaiakan, dimana semua ini di cantumkan atau diabadikan dalam karya sastranya. Dan dapat kita ketahui dari biografi singkatnya bahwa Pram di nilai sebagai orang yang sangat berani,tegar, teguh pada pendirian untuk selalu membela masyarakat atau orang-orang yang di tindas oleh pemerintah atau orang besar yang menentangnya. Walaupun beliau sudah sering kali, bisa di bilang dia banyak menghabiskan hidupnya di dalam penjara, beliau tetap berani menulis dan mencipkatan karya sastranya walaupun sudah di larang, sala satunya karyanya yang berjudul “Bumi Manusia”serial 4 kronik novel semi-fiksi sejarah Indonesia. Tokoh utamanaya Minke, bangsawan kecil Jawa, dicerminkan pada pengalamannya sendiri. Adapun ditunjukkan dalam karyanya Korupsi, fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Soekarno. Pram juga  terbukti sebagai seorang sejarawan handal yang menawarkan cara pandang sejarah yang berbeda.Sementara sejarah yang ada selama ini menurutnya hanyalah sejarah para penguasa dan peperangan, ia pun selalu berusaha memotret dan menggali sejarah dari sudut pandang rakyat dan kaum jelata.

7
Sesungguhnya cerminan status sosial Pramodya Ananta Toer ini bukan hanya di satu tempat saja, melainkan status sosialnya dapat di cerminkan dimana dia berada dan beraktifitas.

      2. Ideologi sosial pengarang
Berbeda dengan pemerintah Orde Baru yang menudingnya sebagai komunis, Pram sendiri mengaku bahwa ia tak pernah memihak ideologi apapun. Ia selalu mengatakan bahwa ia hanya berpihak pada keadilan, kebenaran dan kemanusiaan. Pramisme, demikian katanya jika ditanya tentang ideologi yang dianutnya. Walau demikian, dalam berbagai kesempatan, ia sering mengatakan bahwa salah seorang tokoh yang paling ia kagumi adalah Bung Karno. Meski begitu, Bung Karno sendiri tidak begitu menyukai Pram. Bermula ketika Pram menghadap Bung Karno untuk membicarakan mengenai hidup para seniman, Pram mengatakan bahwa akan baik jika diadakan konferensi pengarang Asia Afrika. Usul itu disambut oleh Presiden dan ia pun lantas menunjuk Pram sebagai ketua panitianya. Pram menolak dan mengatakan kalau saat ini ia masih terlalu sibuk. Penolakan ini membuat Bung Karno marah. Sejak itu Bung Karno pun tak pernah menyukainya, ia menganggap Pram sebagai sosok yang angkuh.
3. Latar belakang sosial buadaya pengarang
Seperti kebanyakan orang, Pramoedya Ananta Toer juga memiliki latar belakang sosial budayanya. Dilihat dari mana pengarang di lahirkan, tempat tinggal, dan karyanya :
·         Tempat Pramoedya Ananta Toer di lahirkan
   Pramoedya dilahirkan di Blora, di jantung Pulau Jawa, sebuah Kota kecil di bagian utara Jawa Tengah pada 6 Februari 1925 Hindia Belanda, berstatus kebangsaan Indonesia dari suku Jawa, sebagai anak sulung dalam keluarganya.
8
Dalam keluarganya, Ayahnya yang bernama Mastoer seorang kepala sekolah Institut Budi Oetomo berprofesi juga sebagai seorang guru dan ibunya bernama Saidah sebagai pedagang nasi, istrinya yang setia padanya yang bernama Maimunah Thamrin.  

·         Tempat tinggal atau kediaman Pramoedya Ananta Toer
   Sejak ia lahir sampai meneruskan pada Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya, ia ,masih tinggal bersama orang tuanya. Berjalannya waktu terus belajar dan mencari ilmu , tibalah saat ia  mengikuti kelompok militer di Jawa dan seringkali ditempatkan di Jakarta di akhir perang kemerdekaan Indonesia.  Tidak lama sepanjang karir militernya dan dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949. Pada 1950-an untuk sementara waktu ia berpindah tinggal di Belanda sebagai bagian program pertukaran budaya, dan saat kembalinya ia menjadi anggota Lekra, organisasi sayap kiri di Indonesia. Dia terus berkarya dengan berbagai tekanan sampai akhir hayatnya aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada 12 Januari 2006, ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumah atau di kediamannya sendiri  (Bojong Gede, Bogor). Dan beliau meninggalkan dunia ini atau menghela nafas terakhirnya pada pukul 08.55 WIB, di usia 81 tahun dan jenazah disemayamkan di kediamannya Jalan Multikarya II No.26, Utan Kayu Jakarta Timur

·         Pramoedya Ananta Toer berkarya
    Pramoedya Ananta Toer menulis cerpen dan buku sepanjang karir militernya dan dipenjara Belanda di Jakarta pada 1948 dan 1949.
 Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya Korupsi.

9
Fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Ini menciptakan friksi antara dia dan pemerintahan Soekarno. Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer, dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual, mengakhiri tinggal di sana daripada kembali ke Jawa. Pramoedya membuat perkenalannya saat ia sendiri merupakan tahanan politik di Pulau Buru selama masa 1970-an. Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia menggambar pengalamannya sendiri. . Pram telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Nama aslinya sebagaimana diungkapkan dalam koleksi cerita pendek semi-otobiografinya yang berjudul “Cerita Dari Blora,” adalah Pramoedya Ananta Mastoer. Karena nama keluarga Mastoer (nama ayahnya) dirasakan terlalu aristokratik, ia menghilangkan awalan Jawa "Mas" dari nama tersebut dan menggunakan "Toer.”
      4. Posisi sosial sastrawan dalam masyarakat
Di tempat kelahirannya “blora” , Pramoedya Ananta Toer terkenal terbukti sebagai seorang sejarawan handal yang menawarkan cara pandang sejarah yang berbeda. Sementara sejarah yang ada selama ini menurutnya hanyalah sejarah para penguasa dan peperangan, ia pun selalu berusaha memotret dan menggali sejarah dari sudut pandang rakyat dan kaum jelata.
10
Selain posisinya sebagai seorang sastrawan, Pram juga di kenal posisi di lingkungannya sebagai seorang pelajar  di sebuah Sekolah Kejuruan Radio di Surabaya,  Pram juga di kenal sebagai seorang pemuda militer di jawa dan sering kali di tempatkan di Jakarta.
      5. Masyarakat pembaca yang di tuju
     Sebagai anggota masyarakat, dalam menulis karya sastranya Pramoedya tidak dapat mengabaikan masyarakat pembaca yang dituju. Agar karyanya dapat diterima masyarakat, maka sastrawan harus mempertimbangkan isi dan bahasa yang dipakai.  Mungkin banyak sekali masyarakat yang menerima karyanya akan tetapi lain halnya dengan pemerintah atau orang-orang besar yang menentangnya dan mempenjarakan Pram. Akan tetapi terima atau tidak semua karyanya oleh mereka, bagaimapun caranya ia tetap menulis dan membuat karyanya di tujukan untuk Pemerintah atau orang-orang besar siapa saja yang telah melakukan kejahatan,ketidakadilan, kekerasan, pembantaian dan sebagainya bertujuan untuk meminta keadilan dan kemenangan untuk orang,rakyat, atau masyarakat yang di jaja serta di tujukan juga untuk para Rakyat atau masyarakat bertujuan untuk memberi petunjuk,semangat, dan memberi kekuatan untuk orang, rakyat atau masyarakat saat itu yang mengalami kemeranaan. Beberapa kary sastranya yang terkenal Bumi Manusia, Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer, Jalan Raya Pos Jalan Daendels. Bahasa yang di gunakan dalam penulisan karya sastra ini di buat dalam bahasa indonesia , juga diterjemahkan ke dalam bahasa Asing, disesuaikan dengan keadaan.
     6. Mata pencaharian sastrawan (Dasar ekonomi produksi sastra)
      Tidak semua sastrawan bermata pencaharian dari aktivitas menulis semata-mata. Dalam hubungannya dengan hal ini, Ian Watt (via Damono, 1979:3) mengemukakan bagaimana seorang pengarang mendapatkan mata pencahariannya? Apakah dia mendapatkannya dari pengayom (patron)
11
atau dar masyarakat secara langsung, atau dari kerja rangkap?
Beberapa kasus di Indonesia, seorang sastrawan memiliki kerja rangkap.
Sala satunya adalah Pramoedya Ananta Toer, selain menjadi seorang sastrawan, beliau juga memiliki mata pencaharian lain untuk memenuhi kebutuhannya, yang terpenting adalah untuk memproduksi karya-karyanya. Karena dalam membuat atau memproduksi sebuah karya sastra beliau juga harus memiliki pekerjaan sampiran yaitu bekerja sebagai juru ketik untuk surat kabar Jepang di Jakarta selama pendudukan Jepang di Indonesia, Pram selalu menghabiskan waktu dan menjaga kesehatannya dengan mencangkul. Sedikit bergurau waktu itu ia mengatakan bahwa mungkin ia tak akan hidup sampai selama ini jika tak menjalani pekerjaannya sebagai kerja paksa di Buru. Entahlah mendapatkan uang atau tidak, yang terbukti saya bisa bertahan hidup.
     7. Profesionisme dalam kepengarangan
     Sudah di singguh di atas bahwa dari sejarah perjalan hidupnya Pramoedya Ananta Toer lebih menonjol dari profesinya sebagai seorang Sastrawan, seorang yang seni dalam menciptakan sebuah karya sastra. Sala satu jenis sastranya adalah Novel, berbagai macam novel yang di ciptakan berdasarkan apa yang di lihatnya di kreasikan dengan kreatifitasnya. Berdasarkan profesinya sebagai sastrawan itu selaras dengan kemampuannya membuat setiap karya sastra, dalam kemampuan mengarang atau kepengarangan  itu memang sesui dengan profesinya sebagai seorang Sastrawan. Dapat kami simpulka bahwa Pramoedya Ananta Toer memang betul-betul lebih menonjol atau lebih dominan sebagai seorang sastrawan yang tidak bisa lepas sedikitpun dari kegiatannya menciptakan tulisan sastra. Profesi utamanya memang sebagai sastrawan. Begitu juga dengan beberapa atau bahkan banyak sastrawan mengganggap profesinya memang semata-mata hanya sebagai seorang sastrawan atau sebaliknya menganggap dirinya tidak semata-mata hanya sebagai sastrawan melainkan memiliki profesi lain yang menjadi profesi utamanya yang menjadikan penciptaan karya sastra hanyalah sampiran.
12
BAB III
PENUTUP

3.1.  Kesimpulan

Dari teori sosiologi pengarang diatas dan kami mengkaji sala satu pengarang terkenal indonesia yaitu “PRAMOEDYA ANANTA TOER” kami memberi kesimpulan bahwa wilayah-wilayah kajian dalam teori sosiologi pengarang, menghantar kami dan membantu kami dalam mengkaji serta mengetahui wilayah-wilayah kajian dari seorang pengarang. Kami juga mampu menyimpulkan bahwa seorang sastrawan yaitu “PRAMOEDYA ANANTA TOER” ini mengabdikan hidupnya dengan berkarya walaupun sering sekali keluar masuk penjara, tidak membuatnya patah semangat atau jerah dalam mengkritisi atau memberi saran kepada para penjajah melalui karya-karyanya. Beliau tidak lepas dari dunia sastra sampai akhir hayatnya tepatnya pada hari Minggu pagi, 30 April 2006, Pramoedya Ananta Toer, salah seorang pujangga besar Indonesia, menghela nafas terakhirnya pada pukul 08.55 WIB, di usia 81 tahun dan jenazah disemayamkan di kediamannya Jalan Multikarya II No.26, Utan Kayu Jakarta Timur.
 

3.2. Saran

 Dalam mengkaji sosiologi seorang pengarang yang cukup luas, maka harus mengetahui latar belakang keluarganya, setelah itu diawali dengan menentukan masalah yang akan dikaji, salah satu masalah misalnya status sosial atau beberapa masalah sekaligus ideologi sosial, latar belakang sosial budaya, dan posisi sosial sastrawan dalam masyarakat dan sebagainya . Tentukan pula, siapa pengarang
13
yang akan dikaji . Setelah itu, kumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan masalah yang dipilih. Data primer maupun sekunder dapat dikumpulkan untuk kajian sosiologi pengarang. Untuk pengarang yang masih hidup dan mungkin terjangkau, data primer dapat diperoleh. Namun, untuk pengarang yang sudah menginggal sala satunya adalah yang di kaji kali ini adalah Pramoedya Ananta Toer, kita bisa lihat biografinya, atau dari buku-bukunya yang sudah pasti terjadi pada masa lampau, data tersebut tidak dapat diperoleh, sehingga cukup data sekunder saja. Analisis data yang telah dikumpulkan. Interpretasikan keterkaitan antara data mengenai pengarang dengan karya sastranya.
Pramoedya Ananta Toer adalah salah sat sastrawan besar kita, sepantasnya kita menghormati dan menghargai beliau beserta semua karyanya. Sebagai seorang idealis pada jamannya rasanya tidak terlalu berlebihan jika beliau merasa bahwa "kiri" lebih mewakilinya untuk menciptakan keadilan. Terlepas dari hal tersebut karyanya tetap fenomenal dan layak untuk dikonsumsi oleh generasi-generasi jauh dibawah beliau, sebagai gambaran kehidupan beliau dimasanya.







       

14
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI v1.1 Versi Software). 2010.

Siswanto, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo.

Sutrisno, Wigi. 2012. Pendekatan Pengkajian Sastra. Dalam situs http://wigi-sutrisno.blogspot.com/2012/01/pendekatan-pengkajian-sastra.html?m=1

Soekanto, Soerjono. 1987. Sosiologi Suatu pengantar. Jakarta:Rajawali Pers.

Ananta Toer, Pramoedya. 2005. Bumi Manusia. Jakarta:Lentera Dipantara

Koh Young Hun, Prof., Pramoedya Menggugat: Melacak Jejak Indonesia, Penerbit Kompas Gramedia, Jakarta, Cetakan Pertama, 2011.









  






15






























    

1 komentar:

  1. http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-6-aktivitas-sehat-yang-cocok.html

    Taipanbiru
    TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
    -KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
    Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
    BandarQ
    AduQ
    Capsasusun
    Domino99
    Poker
    BandarPoker
    Sakong
    Bandar66

    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • WA: +62 813 8217 0873
    • BB : E314EED5

    Daftar taipanqq

    Taipanqq

    taipanqq.com

    Agen BandarQ

    Kartu Online

    Taipan1945

    Judi Online

    AgenSakong

    BalasHapus